Minggu, 12 Januari 2014

LAPORAN HASIL UJI POTENSI AKADEMIK Kelas IPA1 SMAN 1 KARANGANYAR KEBUMEN


Keterangan :
           
1. Jika nilai UPA masuk ke dalam peringkat 1 s.d 3, nilai UPA bisa digunakan untuk mendaftar sebagai calon mahasiswa baru AA YKPN tanpa tes.
2. Jika nilai UPA masuk ke dalam peringkat 0, nilai UPA belum bisa digunakan untuk mendaftar sebagai calon mahasiswa baru AA YKPN tanpa tes.
3. Jika nilai UPA berisi tanda XXX, hal ini menunjukkan telah terjadi kesalahan pengisian lembar jawab, atau telah terjadi kesalahan dalam bentuk lain.

Sabtu, 16 November 2013

Class Meeting #6: Cerita diantara Kita


“Pemenang itu  bukanlah orang yang menjuarai setiap perlombaan, tapi sesungguhnya pemenang itu adalah orang yang selalu bengkit setiap mengalami kekalahan.”

Bangkit! Itulah hal yang setiap kali kami lakukan setelah mengalami kekalahan. Perlombaan demi perlombaan sudah kami lalui, walau pada akhirnya kami harus hal pahit yaitu kekalahan. Namun, kami selalu menganggap kekalahan itu seperti obat, pahit saat pertama dan manis suatu hari nanti.

Setiap hari, semangat baru. Berharap class meeting di hari yang baru dapat menjadi milik kita. Semangat itulah yang terus kami tanamkan, semangat untuk terus maju, semangat untuk selalu berusaha keras, dan semangat tak pantang menyerah. Dan yang paling penting adalah semangat untuk selalu bangkit dari kekalahan. Yah! Bangkit.

Semangat kebangkitan diri  itu kami nampakkan dalam mengikuti beberapa perlombaan pada hari ini. Hari yang inbdah untuk bangkit dari kekalahan. Ada beberapa perlombaan class meeting pada hari ini, antara lain Tenis Meja putri, Kaligrafi, dan Pidato keagamaan.

Pidaao Keagamaan



Tepatnya Pidato Keagamaan Kristen yang diwakili oleh Luciana Yuanita Butar-butar. Pada kesempatan kali ini, dia mengambil topik pidato yang tentunya tak asing bagi kami yang tengah duduk di kelas 12 SMA. Topik itu adalah tentang Ujian Nasional, dimana dalam pelaksananyya masih banyak oknum-oknum yang bertindak curang atau bahkan melakukan segala hal yang bertyentangan dengan nilai agama. Topik itu dikemas secara apik dengan beberapa ayat Alkitab yang memperkuat argumen tersebut.

Kaligrafi





Tak semua orang bisa menulis arab dengan baik, apalagi menulis keligrafi. Tentunya sulit. Namun sesulit apapun itu, teman kami, Uswatun Khasanah membuktikannya bahwa semua kesulitan pasti akan terasa mudah bila dilakukan dengan ikhlas dan penuh semangat. Wah! Semoga beruntung ya dan bisa mendapatkan juara! Amin...

Tenis Meja putri





Yang satu ini benar-benar luar biasa. Bagaimana tidak, Uswatun yang baru saja selesai berlomba kaligrafi kini harus mengganti kostumnya untuk sesegera mungkin bertanding Tenis meja putra. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri untuknya.

Tetapi lagi-lagi sebuah semangat membuktikan bahwa semangat itu bisa menglahkan segalanya. Kami pun berkesempatan untuk melamwan perkilan dari kjels XII Ipa 4, Parsih. Pada akhirnya, pada tenis meja putri kali ini kami memang kalah, namun kami tak pernah putus semangat! Masih banyak perlombaan yang harus kami lewati dengan semnagt yang terus kami perbaharui.

Enjoy the ride and love the ending :)


Kamis, 14 November 2013

Class Meeting #5: Belajar dari Kekalahan


"Mentari yang akan datang, pasti akan bersinar lebih indah bila kita tatap dengan semangat baru untuk bangkit dari kekalahan ini."
Kekalahan merupakan hal yang pasti tak diinginkan oleh semua oarng. Khususnya didalam sebuah pertandingan, pasti kita menginginkan sebuah kemenangan. Namun, sebagai manusia kita hanya berusaha dan berdo’a, Yang Maha Pemberi Kemenanganlah yang menentukan.

Hari kemarin, Rabu 13 November 2013 perwakilan Tenis Meja kita (Irwin Syah) dan perwakilan Bulu Tangkis kita (Asroro Latif) harus mengakui kehebatan lawannya, karena dalam kedua perlombaan class meeting tersebut kami kalah. Jadi sampai saat ini, kami sudah kalah dalam pertandingan Volli putri (penyisihan ke-2), Basket putra (penyisihan ke-2), Bulu tangkis putra (penyisihan ke-2), dan Tenis meja (penyisihan ke-3).

Namun perlu kita ingat bahwa dalam kekalahan, bukan selalu berarti kita kalah, kita masih bisa menang, kita masih bisa mencapai keadaan yang kita harapkan, tetapi hal utama bangkit dari kekalahan adalah tekad dan kemauan dalam diri kita, dan juga kerelaan menerima kenyataan bahwa yang kita harapkan tidak selamanya bisa menjadi kenyataan. Inilah kenyataan kehidupan. Inilah perjalanan hidup manusia, dimana terkadang kekalahan itu juga memiliki makna yang dalam. Dengan kekalahan, kita termotivasi untuk berusaha. Dengan kekalahan, kita dipaksa untuk membuka mata kita terhadap kemenangan orang. Dengan kekalahan, kita belajar untuk menerima dan bersikap rendah hati. Dengan kekalahan, kita diharapkan bangkit. Dengan kekalahan, kita bisa menatap hal-hal indah di sekitar kita.

Nah, untuk itu mari kita bersama-sama bangkit. Berusaha lebih keras lagi. Berjuang. Pantang menyerah. Dan tak lupa berdo’a. hidup itu terlalu indah, dan kekalahan tak mungkin bias mengurangi keindahannya! Setuju???


Nasionalisme-kah Kita?


Apakah kita termasuk seorang yang memiliki sifat nasionalisme untuk negara ini ? Sebelum menjawab pertanyaan ini, pertanyaan sebelumnya adalah, apa sih yang dimaksud nasionalisme? Kebanyaakan orang saat ini salah menerjemahkan apa itu nasionalisme, banyak yang mengartikan nasionalisme adalah cinta Idonesia atau rasa kebangsaan, tentunya itu kurang tepat.

Sebenarnya, nasonalisme dapat diartikan secara etimologi: Nasionalisme berasal dari kata "nasional" dan "isme" yaitu paham kebangsaan dan mengerti makna: kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki kebangga sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa, mamiliki rasa solidaritas terhadap musibah atau kekurangberuntungan  suadara setanah air, sebangsa, dan senegara persatuan dan kesatuan.

Dan menurut enseklopedia Indonesia : Nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap sekelompok bangsanya. Sederhananya Nasinalisme adalah perasaan Nasionlaisme adalah suatu paham yang percaya bahwa perbedaan dalam suatu negara dapat dipersatukan. Dan kita ketahui bersama bahwa pemersatu bangsa salah satunya adalah Paancasila.

Pancasila merupakan dasar negara, dasar dari segala perbedaan yang ada di negara ini serta menjadikan kita satu menjadi Indonesia. Karena pancasilah lah kita tidak harus mengalami apa yang telah dialami negara lain yang harus mengalami perpecahan karena tidak memiliki dasar negara yang kuat.

Selain pancasila, pemersatu bangsa adalah lagu kebangsaan, dengan lagu itu, berbagai bahasa  daerah di Indonesia yang  jumlahnya beratus-ratus ini dapat disatukan hanya dengan menyanyikan lagu kebangsaan. Serta yang tak dapat dilepas kan darikita semua adalah bendera kebangsaan, sadar ataupun tidak, bendera Indonesia kita telah menyatukan kita dengan eluruh perbedaan yang kita miliki.

Tapi sekarang mari kita lihat fakta di negara kita ini, kasus ini, kasus tidak hafal pancasila saja bisa kita temukan dimanapun, karena pancasila pun sepertinya susah melekat lagi di hati beberapa penduduk Indonesia. Adapula para pemuda ynag malah lebih hafal lirik lagu dangdut dibandingkan dengan lirik lagu kebangsaan Indonesia yang mereka nyanyikan dari kelas SD sampai SMA pada waktu upacara bendera setiap hari senin. Jangankan liriknya, judul lagu nasional saja banyak yang lupa, miris bukan? Padahal dengan itu semua kita bisa bersatu, bersama-sama menyatukan Indonesia. Bagaimana Indonesia akan maju apabila pemudanya sendiri tidak bisa mempersatukan semua pebedaan yang ada, tidak bisa hanya menyalahkan pemimpin negeri ini, kita pun harus introspeksi.

Nah, dari sedikit tulisan di atas, apakah sekarang kita dapat menyimpulkan bahwa kita memiliki jiwa nasionalisme? Tentunya kita dapat menilainya sendiri sekarang. Mari kita mulai dari diri kita sendiri, apalagi seorang pelajar SMA Negeri 1 Karanganyar, harusnya kita bisa memiliki rasa nasionalisme yang lebih  karena sekolah kita merupakan sekolah berwawasan kebangsaan.


Rabu, 13 November 2013

Class Meeting #4: Sebuah Arti Kebersamaan


“Hal yang indah itu bukan dimana tempat kita berada sekarang, tapi dengan siapa kita berada sekarang.”

Kata “Kebersamaan” terasa begitu familiar di telinga kita, khususnya bagi mereka yang tergabung dalam sebuah komunitas atau organisasi. Begitu pula dengan komunitas kami, XII IPA 1 (CONAN). Banyak sekali cerita kebersamaan yang telah kita lalui. Dari situ kami menjadi semakin akrab, semakin mengenal satu sama lain, dan tentunya makin mememahami bagaimana kami harus bersikap.

Nah, sudah lebih dari 1 tahun kita lalui bersama (Dari kelas XI). Dalam jankga waktu yang lumayan panjang itu pula, kami semakin kompak, semakin bersemangat kebersamaan, dan belajar untuk mengurangi sifat individualis.


Pada hari ke-4 ini, sudah banyak sekali senang dan tidak senang yang kami lalui bersama. Kami akan selalu ingat bagai mana saat kami bersorak melihat tim volli, basket, tenis meja, dan bulu tangkis kami menang pada pertandingan. Namun juga kami harus menerima kalau tim volli putri dan basket putra kami harus mengakui keunggulan tim lawan dalam pertandingan hari berikutnya.

Tenis Meja


Sampai saat ini masih ada lomba tennis meja dan bulu tangkis yang belum terkalahkan oleh kelas lain. Dari dua lomba tersebut. Tenis meja yang diwakili oleh teman kita Irwin Syah kembali bertanding.

Kali ini kami berkesempatan untuk melawan kerlas X MIPA 1. Namun bertandingan ini lumayan berjalan ringan karena Irwin Syah berhasil memenangkan pertandingan tersebut. Dengan begitu dia berhak untuk maju ke babak selanjutnya. Semoga dapat menang dalam pertandingan selanjutnya yaa…!

Kami pun pulang dengan senyuman termanis, mengenang satu pertandingan ini kami berhasil menang. Dan masih tersisa bulu tangkis putra yang akan dipertandingkan hari esok. Ayo tetap semangat!